Perilaku Seks di Gunungkidul Kian Memprihatinkan

Perilaku Seks di Gunungkidul Kian Memprihatinkan

Bertambahnya kasus pencabulan terhadap anak anak di bawah umur di Kabupaten Gunungkidul, DIY, sangat memprihatinkan. Bahkan di setiap tahunnya semakin meningkat.

Dilihat dari data Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan KB (Bapermas KB) Gunungkidul, pada Januari-Maret 2013, kasus pencabulan yang menimpa anak-anak lebih dari 15 kasus, sedangkan di tahun 2012 terjadi 59 kasus.

Muhammad Thonthowi selaku Manajer Divisi Pengorganisasian Masyarakat dan Advokasi Yayasan Rifka Annisa Yogyakarta mengungkapkan bila kasus pencabulan dan kekerasan seksual akibat semakin berkembangnya dunia teknologi.

"Kemajuan tekhnologi terutama internet ini akhirnya banyak disalahgunakan oleh kalangan remaja untuk kegiatan bersifat negatif," kata Thonthowi, Selasa (30/4/2013).

Dia menambahkan, hal tersebut diperparah dengan minimnya komunikasi dengan orangtua sehingga banyak remaja yang salah memanfaatkan internet. “Seseorang cenderung mencari jati dirinya saat masih berusia remaja. Maka dari itu perlu diperhatikan hubungan dengan orang tua, sekolah dan masyarakat," paparnya.

Pemkab Gunungkidul dinilai terlalu lemah dalam menyidak warne-warnet yang menggunakan bilik tertutup, sehingga banyak digunakan untuk menjelajahi film dewasa dan mempraktekannya. "Saya pikir seharusnya Pemkab lebih tegas dalam pengamanan arnet dengan bilik tertutup," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya bila kasus pencabulan lagi-lagi menggemparkan Gunungkidul yang dilakukan oleh Feriyanto (20). Siswa SMK swasta di Playen itu melakukan tindak kekerasan seksual terhadap enam prang siswi dibawah umur.